Single Mother

Setelah baca kisah temennya Ina, bunda jadi ingat sebentar lagi akan mengalami hal itu juga. Walaupun ini bukan kali pertama, tapi setidaknya tantangannya lebih berat dan lebih kompleks.

Pertama bunda jadi single mother ato single parent sekitar tahun 2001-2002, waktu itu ayah harus studi ke Swedia dan sementara bunda tinggal sementara di Indonesia, bersama Fafa selama 6 bulan, kemudian baru kita menyusul ayah. Waktu itu Fafa masih berusia 1,5 tahun.

Kedua, sekitar tahun 2003-2004, ayah harus meneruskan studinya ke korea. Kali ini sudah ada baby Azka yang berusia 6 bulan, dan sekitar 6 bulan kemudian kita dijemput ayah untuk tinggal bersama di korea.

Gimana sih perasaan menjadi single mother? terus terang berat tapi harus dijalankan. Yang menjadikan hal itu berat karena kita tidak punya partner untuk mendidik anak, mengurusi masalah rumah tangga dan lain2, yang jelas ada yang kurang dari keluarga ini. Apalagi anak2, walaupun biasanya mereka dekat dengan ibu, tapi kalau tidak ada ayahnya pasti akan terasa kurang. Dan masih banyak lagi yang tidak bisa bunda ungkapkan.

Selama bunda menjadi single mother, biasanya bunda lebih enjoy tinggal di rumah sendiri. Sebab bunda nggak mau kalo lagi sedih, keluarga tau, walopun sebenarnya bunda membutuhkan mereka. Paling nggak setiap wiken kita selalu kumpul dengan kerabat atau keluarga besar. Kadang bunda juga cari kesibukan, biar nggak terlalu berasa sendiri. Biasanya sih selama 2 kali jadi single mother, bunda buka bisnis kecil2an di rumah. Jadi ngasuh anak sambil kerja. Yah lumayan juga, di samping waktu kita jadi bermanfaat, juga ada pemasukan tambahan buat kita.

Ada pengalaman lucu dan terharu waktu menjadi single mother. Waktu itu kita bertiga (Fafa, Azka dan bunda) mau tidur, kebetulan bunda terlihat melamun, Tiba2 mas Fafa bilang gini :

" bunda, jangan sedih, ceritanya sekarang mas Fafa jadi ayah".

Air mata bunda tiba2 mengalir,bunda kaget, kok bisa anak seumur dia bisa ngomong seperti itu. Ternyata mas Fafa tau apa yg bunda rasakan. Walopun waktu itu dia masih berumur 3 tahun-an.

Ada juga peristiwa yang membuat bunda menjadi kuat sebagai single mother. Waktu itu tetangga kita ada yang meninggal, beliau meninggalkan 2 anaknya yang masih kecil. Klo nggak salah hampir sama dengan usia Fafa dan Azka waktu itu. Beberapa hari setelah kematiannya, bunda ketemu dengan istrinya di warung, dan beliau bilang : "Wah, Fafa sih enak ya ayahnya pergi tapi nanti balik lagi, tapi Fira kan ayahnya gak bakalan balik lagi". Deg! dalam hati bunda, benar apa yang dikatakan beliau, bunda ternyata diingatkan untuk bersyukur bahwa masih ada yang lebih kehilangan dibandingkan bunda.

Nah, sekarang bunda kembali akan bersiap2 menjadi single mother untuk ketiga kalinya. Kapan? tunggu cerita selanjutnya. Yang jelas kali ini bertambah lagi anggota baru ...he...Ghina dong.